Minggu, 01 Maret 2015

Cara Belajar Zaman Sekarang Berbeda Dengan Zaman Dulu


Ini adalah kisah yang mungkin dialami oleh guru atau pengajar saat ini. Saya mohon maaf  apabila ada yang tidak setuju dengan pendapat ini.
 
Kalau jaman dulu:
1.     Kita menghafal buku.
2.     Guru menerangkan murid mendengarkan (90% one way e.g. murid menerima, guru memberi).
3.     Karena pada nomer 2 maka murid tidak bisa lebih tahu dari guru. Guru selalu lebih tahu dari murid.
4.     Ada role/peran yg namanya Guru, dan ada role yangg namanya murid.
5.     Murid tidak boleh membantah guru. Tidak setuju itu pamali. Contoh: planet ke 9 adalah Pluto.
6.     Khazanah pengetahuan terbatas pada perpustakaan sekolah dan buku diktat.
7.     Ada proses diskusi antara murid. Kerja sama/kerja kelompok.
8.     Banyak ”drill” (latihan berulang2 mengenai hal yang sama), khususnya matematika dan fisika.
9.     Sekolah membekali murid dengan sebanyak mungkin pengetahuan, karena pengetahuan ini susah diakses.

Kalau jaman sekarang:
1.     Kita belajar caranya mencari informasi.
2.     Kita bisa mencari informasi di seluruh dunia melalui internet. Hampir semua informasi, mulai geografi sampai rocket science ada di internet.
3.     Kita sadar bahwa jumlah informasi itu milyaran kali lebih banyak dari pada kapasitas otak kita untuk menyimpan. Maka kita tidak mengingat ingat semua informasi, tetapi belajar bagaimana caranya mendapatkan informasi itu waktu kita membutuhkannya.
4.     Tidak ada role “guru” (pengajar). Fungsi guru berubah menjadi fasilitator: tugasnya bukan mentransfer ilmu, tetapi memotivasi kita supaya mencari ilmu.
5.     Kita mendapat ilmu/informasi dari membaca sendiri, bukan dari mendengarkan guru.
6.     Kita selalu menchallenge apa yang kita baca. Tidak langsung percaya. Misalnya: Apakah Pluto itu planet?
7.     Banyak “murid” yang tahu lebih banyak dari gurunya.
8.     Pengetahuan mudah diakses kapan saja, jadi kita tidak perlu mengingat ingat banyak hal. Prinsipnya “kita tidak tahu”, tapi dalam sekejab kita bisa tahu.

~Sungguh berbeda sekali~

Tips Meredam Rasa MALAS


Kali ini, saya tidak mengeposkan cerita atau kisah inspirasi, melainkan tips yang mungkin amat sangat berguna bagi para pembaca.

Ada suatu keadaan dimana tugas ini dan itu terus saja menumpuk di meja, belum lagi mengerjakan hal lainnya, baik menghafalkan surat, tilawah, menulis atau mau membaca tetapi mengantuk. Akhirnya kitab-kitab ilmu malah beralih fungsi menjadi bantal, ditambah kasur empuk beserta paparan similir udara dingin menari-nari kian membesarkan ‘pesona’ malas yang ada.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Ingatlah setiap amalan itu ada masa semangatnya. Siapa yang semangatnya dalam koridor ajaranku, maka ia sungguh beruntung. Namun siapa yang sampai futur (malas) hingga keluar dari ajaranku, maka dialah yang binasa.” (HR. Ahmad)

Lalu bagaimana cara yang dilakukan agar dapat mengusir jauh jauh rasa malas tersebut? Karena sesungguhnya malas itu harus kita lawan, maka Insya Allah di sini ada beberapa tipsnya, antara lain:
·        Membasuh muka, wudhu, atau mandi ketika rasa kantuk menyerang.
·        Mengubah posisi duduk ketika membaca. Misalnya dari duduk berubah menjadi berdiri, namun tidak disarankan dari duduk lalu berbaring karena bisa berbahaya (untuk mata) atau malah kebablasan tidur
·        Berpindah dari ruang pertama ke ruangan yang lain. Misal berpindah dari kamar kita ke beranda, ruang tamu atau bahkan bisa juga ke dapur (cari makanan dulu, hehe).
·        Menghirup udara yang segar dengan cara berdiri di dekat jendela atau membuka jendela-jendela kamar lain untuk menambah kesegaran. Atau dengan menciptakan aroma terapi, misalnya dengan menyemprot ruangan dengan wangi-wangian dan jika ada kipas angin, bisa menyetel kipas untuk menyebarkan wangi-wangian tersebut ke segala ruang.
·        Berjalan-jalan sebentar di sekeliling rumah. Bisa diganti dengan kegiatan yang lain misalnya merapikan rak yang berantakan, atau kegiatan yang lain yang bisa menggerakkan otot-otot kita.
·        Berbincang-bincang sebentar dengan orang orang di sekitar. Hati-hati jangan sampai lupa tujuan utama dalam berbincang-bincang yaitu untuk menumbuhkan semangat, bukan untuk ngobrol atau bahkan meng-ghibah.
·        Berdiri membuat secangkir kopi, teh, susu atau minuman dingin yang segar untuk menghilangkan kebosanan dan menjernihkan akal.

Setidaknya kita berusaha agar tidak terbawa pada rasa malas dan yang paling utama adalah kita terus berdo’a agar Allah senantiasa menganugerahkan kita hirsun (semangat) dan menjauhkan diri kita dari rasa malas tersebut.
 
Semoga tips di atas dapat bermanfaat, selamat mencoba dan selamat tinggal malas : )

~Wallahu a’lam bish shawab~

Anak Macam Apa, Anak Kebanggaan Ayah ?


Seorang ayah bernama Bakri berumur penghunjung 40-an diundang sekolah anaknya untuk hadir pada 'Hari Ayah'. Sungguh dia amat enggan perkara seperti ini. Merasa sudah punya empat orang anak, bahkan yang tertua sudah masuk kuliah. Ia merasa sudah gak umurnya lagi bersenda gurau dengan anak pada Hari Ayah di sekolah. Namun karena istri dan anaknya yang nomer empat memintanya dengan sangat, ia pun datang ke sekolah anaknya dengan hati berat.

Seperti yang ia duga, acara di kelas hari itu menampilkan kebolehan masing-masing anak dihadapan para ayah mereka. Terlihat di sana banyak para ayah yang berusia sekitar 30-an. Kesemua ayah itu antusias melihat buah hati mereka. Bakri hanya tersenyum, berkatalah ia dalam hati; "Dulu aku juga seperti mereka saat punya anak pertama. Tapi kini sudah gak zaman lagi baginya acara anak-anak seperti ini."

Satu per satu murid dipanggil untuk tampil ke depan dan menunjukkan kebolehannya Selama 5 menit. Usai penampilan maka ayah mereka dipanggil ke depan untuk menerima hadiah yang telah disiapkan oleh sang anak untuk ayah mereka. Ada yang menampilkan kebolehan bernyanyi. Ada yang menulis dan baca puisi. Berpidato dengan bahasa asing. Atraksi permainan dan banyak lagi.

Kini giliran Umar, anak Bakri nomer empat yang berusia 10 tahun dipanggil namanya untuk tampil ke depan. Bakri mengira bahwa Umar pasti akan menampilkan hal serupa dengan kawan-kawannya. Diujung penampilan, Bakri harus berpura-pura sumringah dan memberi pelukan hangat kepada Umar buah hatinya. Agar semua orang di kelas itu tahu bahwa ia adalah ayah yang layak dibanggakan. Ehemmm, itulah pikirnya!

"Kamu ingin menampilkan apa untuk ayahmu, Umar?" tanya ibu guru. "Aku akan tampil dengan Ustadz Amir di depan" jawab Umar bersemangat. Ibu Guru pun mempersilakan ustadz Amir untuk ke depan kelas dan tak lupa ibu guru menjelaskan kepada para ayah bahwa ustadz Amir adalah guru ekstra kurikuler yang mengajarkan baca Alquran di sekolah. "Nah Umar, kini giliranmu untuk memulai penampilan..." ujar ibu guru.

Umar mengucap salam. sedikit kata pembuka ia ucapkan. Ia berkata bahwa ia akan membaca surat Al Kahfi yang berjumlah 110 ayat. Sadar dengan waktu yang terbatas ia meminta bantuan Ustadz Amir untuk memegang mushaf Alquran dan menyebutkan ayat mana saja untuk ia baca.

Para ayah yang hadir mulai berdecak kagum. Mereka mengerti bahwa Umar bukan hanya akan membaca Alquran, namun dia malah sudah menghafalnya!
"Baik, sekarang coba kamu baca ta'awudz dan basmalah dan mulai dari ayat pertama....!" pinta ustadz Amir.

Dengan memejamkan mata, Umar mulai membaca. Tak disangka...., suara yang keluar dari mulut Umar terdengar begitu merdu. Rupanya Umar membaca Alquran mengikuti lantunan Qari cilik bernama Muhammad Taha Al Junaid yang terkenal itu. Ia membaca dengan hati yang tenang lalu membawa kedamaian pada setiap telinga yang mendengarnya.

Ayat 1-5 telah dibaca Umar. Ustadz Amir mengangguk-anggukan kepalanya mengikuti bacaan Umar yang merdu tanpa sekalipun beliau putus. Lalu Ustadz Amir meminta Umar untuk membaca dari ayat 60. Umar pun membaca dengan suara yang menenangkan jiwa.

Semua mata dari para ayah yang hadir kita mulai berkaca-kaca. Seolah mereka penuh harap andai anak-anak mereka bisa seperti Umar. Demikian pula dengan Bakri, ayah Umar. Ia yang tadinya tidak sepenuh hati datang ke sekolah. Kini malah ia begitu antusias!

Lalu ustadz Amir meminta Umar untuk pindah lagi ke ayat 107 -110 sebagai penutup penampilannya. Maka Umar pun membacanya tanpa satu pun kesalahan.

Begitu Umar menyudahi bacaannya, belum juga dipersilakan maka bangkitlah Bakri dari duduknya dan langsung berjalan ke depan dan memeluk Umar.

Terlihat rasa bangga yang terpancar dari wajah Bakri usai melihat penampilan buah hatinya. Para hadirin pun menyaksikan bahwa Bakri beberapa kali menyeka air mata yang berderai di pipinya. Seisi ruangan terpukau dengan lantunan Alquran yang dibacakan dengan suara merdu Umar. Menyudahi suasana yang haru itu, ibu guru membuka tanya kepada Umar, "Mengapa engkau ingin membaca Alquran untuk ayahmu sedangkan semua temanmu tak ada yang terpikir untuk melakukannya, Umar?"

Rupanya Umar pun turut haru usai dipeluk sedemikian hangat oleh sang ayah. Dengan mata berkaca-kaca Umar berkata, "Ustadz Amir pernah ajarkan aku untuk rajin belajar Alquran. Beliau sampaikan bahwa orang yang hafal Alquran membuat kedua orang tuanya mulia di akhirat.

Kedua orang tua akan mendapat mahkota dari cahaya dimana cahayanya lebih indah dari sinar mentari dunia... Aku ingin, ayah dan ibuku mendapat kemuliaan seperti itu dari Allah SWT karena itu aku belajar menghafal Alquran bersama ustadz Amir."
"Masyaallah...." terdengar suara para ayah berkumandang di kelas itu. Semuanya berkeinginan anak-anak mereka seperti Umar.
"Apakah saya boleh bicara?" tanya Bakri kepada para hadirin. Semua orang mempersilakan.
"Hmmm...., hari ini adalah hari yang teramat bahagia untuk saya. Anda semua para ayah tak ada bedanya aku rasa. Kita menyekolahkan anak-anak kita di sekolah terbaik seperti sekolah ini. Dengan biaya yang tak murah, dengan segala fasilitas duniawi yang serba ada. Mungkin dibenak kita para ayah adalah jangan sampai anak-anak kita tidak bisa mengejar kemajuan dunia....

Terus terang aku sudah hampir 50 tahun. Aku punya empat orang anak, dan Umar adalah putraku yang terakhir. Dengan ambisi duniawiku, aku sekolahkan ia di sini dengan harapan bahwa ia akan memiliki masa depan gemilang.

Aku tersadar bahwa pemikiran putraku ini justru telah membuat masa depanku gemilang. Ia mempelajari dan menghafal Kitabullah Alquran agar supaya kedua orang tuanya memiliki masa depan yang gemilang di akhirat! Terima kasih anakku... Maafkan ayah yang lupa untuk mendidikmu untuk mempelajari Alquran...."

Bakri pun lalu memeluk Umar kembali. Keduanya menagis haru, dan seluruh kelas pun hening terdiam menyaksikannya.....!

Jangan Berhenti Berdo'a sampai Tuhan Menjawab

KISAH NYATA, terjadi di Pakistan. Seorang Dr Ahli Bedah terkenal bernama Dr. Ishan tergesa-gesa menuju airport. Beliau berencana akan menghadiri Seminar Dunia dalam bidang kedokteran, yang akan membahas penemuan terbesarnya di bidang kedokteran.

Setelah perjalanan pesawat sekitar 1 jam, tiba-tiba diumumkan bahwa pesawat mengalami gangguan dan harus mendarat di airport terdekat.

Beliau mendatangi ruangan penerangan dan berkata, “Saya ini dokter spesial, tiap menit nyawa manusia bergantung pada saya, dan sekarang kalian meminta saya menunggu pesawat diperbaiki dalam 16 jam?”

Pegawai menjawab, “Wahai dokter, jika Anda terburu-buru Anda bisa menyewa mobil, tujuan Anda tidak jauh lagi dari sini, kira-kira dengan mobil 3 jam tiba.”

Dr. Ishan setuju dengan usul pegawai tersebut dan menyewa mobil. Baru berjalan 5 menit, tiba-tiba cuaca mendung, disusul dengan hujan besar disertai petir yang mengakibatkan jarak pandang sangat pendek.

Setelah berlalu hampir 2 jam, mereka tersadar mereka tersesat dan terasa kelelahan. Terlihat sebuah rumah kecil tidak jauh dari hadapannya, dihampirilah rumah tersebut dan mengetuk pintunya. Terdengar suara seorang wanita tua, “Silahkan masuk, siapa ya?”  (Terbukalah pintunya.)

Dia masuk dan meminta kepada ibu tersebut untuk istirahat duduk dan mau meminjam teleponnya. Ibu itu tersenyum dan berkata, “Telepon apa Nak? Apa Anda tidak sadar ada dimana? Di sini tidak ada listrik, apalagi telepon. Namun demikian, masuklah silahkan duduk saja dulu istirahat, sebentar saya buatkan teh dan sedikit makanan untuk menyegarkan dan mengembalikan kekuatan Anda.”

Dr. Ishan mengucapkan terima kasih kepada ibu itu, lalu memakan hidangan. Sementara ibu itu sholat dan berdoa serta perlahan-lahan mendekati seorang anak kecil yang terbaring tak bergerak di atas kasur disisi ibu tersebut, dan dia terlihat gelisah diantara tiap sholat. Ibu tersebut melanjutkan sholatnya dengan do’a yang panjang.
Dokter mendatanginya dan berkata, “Demi Allah, Anda telah membuat saya kagum dengan keramahan Anda dan kemuliaan akhlak Anda, semoga Allah menjawab do’a-do’a Anda.”

Berkata ibu itu, “Nak, Anda ini adalah ibnu sabil yang sudah diwasiatkan Allah untuk dibantu. Sedangkan do’a-do’a saya sudah dijawab Allah semuanya, kecuali satu.”

Bertanya Dr. Ishan, “Apa itu do’anya?”

Ibu itu berkata, “Anak ini adalah cucu saya, dia yatim piatu. Dia menderita sakit yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter-dokter yang ada di sini. Mereka berkata kepada saya ada seorang dokter ahli bedah yang akan mampu menyembuhkannya; katanya namanya Dr. Ishan, akan tetapi dia tinggal jauh dari sini, yang tidak memungkinkan saya membawa anak ini ke sana, dan saya khawatir terjadi apa-apa di jalan. Makanya saya berdo’a kepada Allah agar memudahkannya.”

Menangislah Dr. Ishan dan berkata sambil terisak, “Allahu Akbar, Laa haula wala quwwata illa billah. Demi Allah, sungguh do’a ibu telah membuat pesawat rusak dan harus diperbaiki lama serta membuat hujan petir dan menyesatkan kami, hanya untuk mengantarkan saya ke ibu secara cepat dan tepat. Saya lah Dr. Ishan Bu, sungguh Allah swt telah menciptakan sebab seperti ini kepada hambaNya yang mu-min dengan do’a. Ini adalah perintah Allah kepada saya untuk mengobati anak ini.”

~Jangan pernah berhenti berdo’a sampai Tuhan menjawab~