Minggu, 01 Maret 2015

Berguru Kepada Wanita Hitam

Warna kulit yang hitam biasanya dipandang hina oleh sebagian orang, karena warna itu mungkin identik dengan gambaran orang yang kolot dan tidak berpendidikan. Namun sejatinya tiada perbedaan antara yang hitam dan yang putih di mata Allah. Tiada perbedaan antara yang ganteng dan yang buruk, antara yang cantik dan yang jelek, karena standar yang dapat membedakan kedudukan seorang hamba di mata sang pencipta hanyalah taqwa kepadaNya..

"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Al-Hujurat: 13)

Betul.. Taqwa yang tertanam di dalam qalbu kemudian terpancarkan cahayanya dalam sikap dan perilaku. Maka tengoklah, salah satu penghuni surga, yang mungkin dirimu lebih cantik darinya, lebih rupawan dan mempesona darinya, lebih ini dan lebih itu.. Tapi dia.. adalah salah satu penghuni surga, yang kekal dan abadi, yang tiada suatu nikmat dan kelezatan pun yang terlarang..

Seperti kisah wanita ini,
Atha bin Abi Rabah berkata, Ibnu Abbas ra pernah bertutur kepadaku,
"Maukah aku tunjukkan kepadamu seorang wanita penghuni surga?"
Aku menjawab, "tentu, iya", maka beliau berkata,
"Wanita hitam ini lah, ia pernah mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata, 'Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku biasanya tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah menyembuhkannya.'”

Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, 'Jika kamu mau, kamu bersabar dan niscaya bagimu surga atau kalau kamu mau, aku akan mendoakanmu agar Allah menyembuhkanmu.'
Wanita itu menjawab, “'Aku pilih bersabar.' (Yakni pilih surga) Lalu ia melanjutkan perkataannya, '(Wahai Rasulullah) Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku biasanya tersingkap, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.' Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pun mendoakannya.” (HR. Bukhari no: 5652 dan Muslim no: 2576)

Masya Allah, wanita ini memilih untuk tidak sembuh, ia tidak memandang kepada penyakitnya yang akan terus dideritanya sampai akhir hayatnya, namun ia memandang kepada sebuah kehidupan yang abadi, yang penuh dengan keindahan, yang tiada luka, duka, gundah dan lara, di sana segalanya indah.

"Di dalam jannah itu terdapat segala apa yang diinginkan oleh hati dan sedap dipandang mata dan kamu kekal di dalamnya." (QS. Az - Zukhruf: 71)

Wanita hitam itu tiada memandang kepada 6--70 tahun yang akan dhadapinya, karena pandangannya menerawang kepada 1 hari yang sama dengan 1000 tahun di muka bumi ini.

"Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu." (QS. Al -Hajj: 47)

Bagi wanita hitam itu tiada arti dan nilai yang berharga untuk kehidupan di dunia ini, namun ia yakin untuk menggapai kehidupan abadi itu tidaklah mudah dan amalannya tidak cukup untuk menebusnya, tapi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberikan tawaran berharga baginya, dan ia tidak mensia-siakan tawaran itu, ia mengambilnya dengan lapang dada dan tanpa berfikir panjang, yaitu tabah menerima dan bersabar menghadapi penyakitnya, maka kelak dengan izin Allah surga menanti ia..
Dia telah menjual yang fana dengan yang abadi..
Allah menggantikan :
segala deritamu dengan nikmat
segala lukamu dengan kesembuhan
segala kesulitanmu dengan kemudahan
segala rintihmu dengan kebahagiaan
segala tangismu dengan tawa
segala dukamu dengan suka
~Sebagian kecil faedah dari buku Berbekal Setengah Isi Setengah Kosong Menjalani Kehidupan Dengan Kacamata Optimisme~

Wallahu a'lam bish shawab
Jadi selalu optimis ya sahabat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar